RENCANA
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas
Kelas/Semester : X / I
Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia
Topik : Kehidupan masyarakat, pemerintahan dan
kebudayaan pada masa kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia
Pertemuan ke- : 2
A. Kompetensi Inti
1.
Menghayati
dan mengamalkan
ajaran agama yang dianutnya
2.
Mengembangkan
perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun,
ramah lingkungan, gotong royong,
kerjasama, cinta damai, responsif dan pro-aktif) dan menunjukan sikap sebagai
bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3.
Memahami dan menerapkan pengetahuan
faktual,
konseptual,prosedural dalam ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4.
Mengolah, menalar, dan menyaji
dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai
kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar
3.6
Mengidentifikasi karakteristik kehidupan
masyarakat, pemerintahan dan kebudayaan pada masa kerajaan-kerajaan
Hindu-Buddha di Indonesia dan menunjukkan contoh bukti-bukti yang masih berlaku
pada kehidupan masyarakat Indonesia masa kini
C. Indikator Pencapaian
Kompetensi
1.
Menjelaskan konsep akulturasi budaya
masa Hindu-Buddha di Indonesia
2.
Melaporkan kehidupan masyarakat,
pemerintahan dan kebudayaan pada
masa kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di
Indonesia
D. Tujuan Pembelajaran
Melalui diskusi, mengamati dan membaca referensi siswa dapat:
1.
Mendeskripsikan wujud akulturasi budaya
di Indonesia
2.
Melaporkan bentuk kehidupan masyarakat,
pemerintahan dan kebudayaan pada
masa kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di
Indonesia
E. Materi Ajar
1.
Konsep akulturasi budaya masa
Hindu-Buddha di Indonesia
2.
Wujud akulturasi masa Hindu-Buddha di
Indonesia berupa bahasa
3.
Wujud akulturasi masa Hindu-Buddha di
Indonesia berupa religi/kepercayaan
4.
Wujud akulturasi masa Hindu-Buddha di
Indonesia berupa organisasi sosial kemasyarakatan
5.
Wujud akulturasi masa Hindu-Buddha di
Indonesia berupa sistem pengetahuan
6.
Wujud akulturasi masa Hindu-Buddha di
Indonesia berupa peralatan hidup/teknologi
7.
Wujud akulturasi masa Hindu-Buddha di
Indonesia berupa kesenian
F. Alokasi Waktu
2
x 45 menit
G. Pendekatan, Strategi dan Metode
Pembelajaran
Pendekatan: Saintifik
Strategi : Cooperative
Jigsaw
Metode
: Ceramah, diskusi, tanya jawab dan
penugasan
H.
Kegiatan
Pembelajaran
Kegiatan
|
Deskripsi
|
Alokasi waktu
|
Pendahuluan
|
·
Memberikan salam
·
Menanyakan kepada siswa kesiapan
dan kenyamanan untuk belajar
·
Menanyakan kehadiran siswa
·
Mempersilakan salah satu siswa
memimpin doa
·
Tanya jawab materi sebelumnya
mengenai Teori tentang proses masuk dan berkembangnya agama dan
kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia
·
Menyampaikan tujuan pembelajaran
melalui power point
|
10 menit
|
Inti
|
·
Menayangkan gambar Candi
Borobudur dan Candi Prambanan melalui power point serta melakukan tanya jawab
singkat
·
Siswa mendapatkan penjelasan
tentang proses pelaksanaan teknik Jigsaw
·
Siswa dibagi ke dalam 6 kelompok
yang beranggotakan 5-6 orang (kelompok awal)
·
Setiap kelompok mendapatkan
tugas:
1.
Wujud akulturasi budaya masa Hindu-Buddha di Indonesia berupa bahasa
dan religi/kepercayaan
2.
Wujud akulturasi budaya masa Hindu-Buddha di Indonesia berupa
organisasi sosial kemasyarakatan
3.
Wujud akulturasi budaya masa Hindu-Buddha di Indonesia berupa sistem
pengetahuan dan peralatan hidup
4.
Wujud akulturasi budaya masa Hindu-Buddha di Indonesia berupa kesenian
5.
Gambar peninggalan Hindu-Buddha di Indonesia yang tidak terpelihara
·
Masing-masing siswa yang memiliki
wacana/tugas yang sama berkumpul dalam satu kelompok (Kelompok ahli)
·
Setiap siswa mencatat hasil
diskusi dan kembali ke kelompok awal
·
Dalam kelompok awal dilaporkan
hasil diskusi kelompok ahli dan semua anggota kelompok mencatat hasil
kelompok ahli
·
Laporan hasil kerja kelompok
dengan cara guru menunjuk secara acak untuk melaporkan hasil diskusi
kelompok, sampai semua masalah selesai dibahas
·
Siswa yang lain menanggapi
|
60 menit
|
Penutup
|
·
Klarifikasi/kesimpulan siswa
dibantu oleh guru menyimpulkan materi kehidupan masyarakat, pemerintahan dan
kebudayaan pada masa kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia
·
Evaluasi untuk mengukur
ketercapaian tujuan pembelajaran
·
Siswa melakukan refleksi tentang
pelaksanaan pembelajaran
·
Siswa membuat tugas kehidupan
masyarakat, pemerintahan dan kebudayaan
pada masa kerajaan-kerajaan
Hindu-Buddha di Indonesia dalam bentuk makalah (tugas kelompok dikumpulkan 2
minggu yang akan datang)
·
Mengucapkan salam
|
20 menit
|
I.
Penilaian
Hasil Belajar
a. Tes
1.
Uraian (terlampir)
2.
Pilihan Ganda (terlampir)
b. Non
Tes
1.
Lembar pengamatan kerja kelompok
(terlampir)
2.
Lembar pengamatan presentasi (terlampir)
3.
Membuat makalah tentang kehidupan
masyarakat, pemerintahan dan kebudayaan pada masa
kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia (kriteria penilaian
terlampir)
Format penulisan
makalah:
BAB
I Pendahuluan
BAB
II Isi
BAB
III Penutup
a.
Kesimpulan
b.
Saran
Daftar Rujukan
Catatan:
Makalah
diketik dengan menggunakan huruf Arial, 12, spasi 1,5, print-out kertas A4,
maksimal 15 lembar.
J.
Sumber
Belajar :
·
Buku sumber Sejarah SMA X
-
Djoened
Poesponegoro, Marwati, dan Nugroho Notosusanto. 2009. Sejarah
Nasional Indonesia II. Jakarta: Balai Pustaka.
- Mulyana, Slamet. 1979. Nagara Kretagama dan Tafsir Sejarahnya.
Jakarta: Bhratara.
-
Soekmono,
R. 1985. Pengantar Sejarah Kebudayaan
Indonesia 2. Yogyakarta: Kanisius.
-
Yamin,
Muhammad. 1966. Lukisan Sedjarah. Djakarta: Djambatan.
· White board/papan
flanel
· Power
point
· LCD
· Internet
· Kartu
pembelajaran
· Peta
Sejarah
Mengetahui, ,
2013
Kepala Sekolah, Guru
Mapel,
( ) ( )
NIP. NIP.
LAMPIRAN
A. Evaluasi Hasil
Soal
Uraian
1.
Mengapa terjadi akulturasi bahasa pada
saat perkembangan masa Hindu-Buddha di Indoneia?
2.
Mengapa terjadi akulturasi
religi/kepercayaan pada saat perkembangan agama Hindu-Buddha di Indonesia?
3.
Apa wujud akulturasi budaya masa
Hindu-Buddha di Indonesia berupa organisasi sosial kemasyarakatan!
4.
Apa wujud akulturasi masa Hindu-Buddha
di Indonesia berupa sistem pengetahuan!
5.
Bagaimana proses akulturasi masa
Hindu-Buddha di Indonesia berupa peralatan hidup/teknologi!
6.
Bagaimana proses akulturasi masa
Hindu-Buddha di Indonesia berupa kesenian!
7. Bagaimana
sikap anda sebagai seorang pelajar apabila ada peninggalan Hindu-Buddha di
Indonesia yang tidak terpelihara?
Kunci Jawaban
1. Perkembangan
tingkat berfikir manusia merupakan hasil proses adaptasi dengan lingkungan
alam, sosial dan budaya. Unsur-unsur kebudayaan yang datangnya dari luar ikut
berperanan dalam proses perkembangan tradisi kebudayaan. Unsur
kebudayaan India yang membawa perubahan terhadap kehidupan bangsa Indonesia
adalah bahasa dan tulisan. Dimana
ketika bangsa Indonesia mulai mengenal tulisan huruf Pallawa dan bahasa
Sansekerta, maka sejak saat itulah sudah mulai memasuki jaman sejarah. Dari
bahasa dan tulisan bangsa Indonesia sudah dapat meninggalkan tradisi-tradisinya
secara tertulis.
Wujud akulturasi budaya masa Hindu-Buddha
di Indonesia dalam bentuk bahasa dapat dilihat dari adanya penggunaan bahasa
Sansekerta yang dapat ditemukan sampai sekarang. Bahasa Sanksekerta banyak
berkembang di wilayah India bagian selatan. Penggunaan bahasa Sansekerta di
Indonesia pada awalnya banyak ditemukan pada prasasti (batu bertulis)
peninggalan kerajaan Hindu – Buddha pada abad 5 – 7 M. Tetapi untuk
perkembangan selanjutnya bahasa Sansekerta di gantikan oleh bahasa Melayu Kuno.
Untuk aksara, dapat dibuktikan adanya penggunaan huruf Pallawa, kemudian
berkembang menjadi huruf Jawa Kuno (kawi) dan huruf (aksara) Bali dan Bugis.
2. Sistem
kepercayaan yang berkembang di Indonesia sebelum agama Hindu-Buddha masuk ke
Indonesia adalah kepercayaan yang berdasarkan pada Animisme dan Dinamisme.
Dengan masuknya agama Hindu – Buddha ke Indonesia, masyarakat Indonesia mulai
menganut/mempercayai agama-agama tersebut. Agama Hindu dan Buddha yang
berkembang di Indonesia sudah mengalami perpaduan dengan kepercayaan animisme
dan dinamisme, atau dengan kata lain mengalami Sinkritisme. Sinkritisme adalah
bagian dari proses akulturasi, yang berarti perpaduan dua kepercayaan yang
berbeda menjadi satu. Agama Hindu dan Buddha yang berkembang di Indonesia,
berbeda dengan agama Hindu – Buddha yang dianut oleh masyarakat India.
3. Wujud
akulturasi dalam bidang organisasi sosial kemasyarakatan dapat dilihat dalam:
a. Organisasi
politik yaitu sistem pemerintahan yang berkembang di Indonesia setelah masuknya
pengaruh India. Dengan adanya pengaruh kebudayaan India tersebut, maka sistem
pemerintahan yang berkembang di Indonesia adalah bentuk kerajaan yang
diperintah oleh seorang raja secara turun temurun (konsep dewaraja). Raja di
Indonesia ada yang dipuja sebagai dewa atau dianggap keturunan dewa yang
keramat, sehingga rakyat sangat memuja Raja tersebut. Pemerintahan Raja di
Indonesia ada yang bersifat mutlak dan turun-temurun seperti di India dan ada
juga yang menerapkan prinsip musyawarah.
b. Sistem
kemasyarakatan, yaitu pembagian lapisan masyarakat berdasarkan sistem kasta.
Sistem kasta menurut kepercayaan Hindu terdiri dari kasta Brahmana (golongan
Pendeta), kasta Ksatria (golongan Prajurit, Bangsawan), kasta Waisya (golongan
pedagang) dan kasta Sudra (golongan rakyat jelata). Kasta-kasta tersebut juga
berlaku atau dipercayai oleh umat Hindu Indonesia tetapi tidak sama persis
dengan kasta-kasta yang ada di India karena kasta India benar-benar diterapkan
dalam seluruh aspek kehidupan, sedangkan di Indonesia tidak demikian, karena di
Indonesia kasta hanya diterapkan untuk upacara keagamaan.
4. Wujud
akulturasi dalam bidang pengetahuan, salah satunya yaitu perhitungan waktu
berdasarkan kalender tahun saka, tahun dalam kepercayaan Hindu. Menurut
perhitungan satu tahun Saka sama dengan 365 hari dan perbedaan tahun saka
dengan tahun masehi adalah 78 tahun sebagai contoh misalnya tahun saka 654,
maka tahun masehinya 654 + 78 = 732 M. Di samping adanya pengetahuan tentang
kalender Saka, juga ditemukan perhitungan tahun Saka dengan menggunakan
Candrasangkala. Candrasangkala adalah susunan kalimat atau gambar yang dapat dibaca
sebagai angka. Candrasangkala banyak ditemukan dalam prasasti yang ditemukan di
pulau Jawa, dan menggunakan kalimat bahasa Jawa.
5. Kemajuan
teknologi sangat besar pengaruhnya terhadap kehidupan sosial dan budaya
masyarakat. Sebelum pengaruh Hindu masuk ke Nusantara bangsa Indonesia sudah
memiliki teknologi yang tinggi khususnya dalam pembuatan alat kehidupan baik
yang terbuat dari batu atau logam. Setelah adanya pengaruh Hindu, teknologi semakin
maju, misalnya pembuatan candi. Jika dibandingkan dengan candi-candi di India
maka candi di Indonesia jauh lebih megah dan kokoh seperti candi Borobudur,
candi Prambanan. Dengan demikian, bangsa Indonesia memiliki pengetahuan
teknologi yang sudah tinggi.
Salah satu wujud akulturasi dari peralatan
hidup dan teknologi terlihat dalam seni bangunan Candi. Seni bangunan Candi
tersebut memang mengandung unsur budaya India tetapi keberadaan candi-candi di
Indonesia tidak sama dengan candi-candi yang ada di India, karena candi di
Indonesia hanya mengambil unsur teknologi perbuatannya melalui dasar-dasar
teoritis yang tercantum dalam kitab Silpasastra yaitu sebuah kitab pegangan
yang memuat berbagai petunjuk untuk melaksanakan pembuatan arca dan bangunan.
Untuk itu dilihat dari bentuk dasar maupun
fungsi candi tersebut terdapat perbedaan. Bentuk dasar bangunan candi di
Indonesia adalah punden berundak-undak, yang merupakan salah satu peninggalan
kebudayaan Megalithikum yang berfungsi sebagai tempat pemujaan. Sedangkan
fungsi bangunan candi itu sendiri di Indonesia sesuai dengan asal kata candi
tersebut. Perkataan candi berasal dari kata Candika yang merupakan salah satu
nama dewi Durga atau dewi maut, sehingga candi merupakan bangunan untuk
memuliakan orang yang telah wafat khususnya raja-raja dan orang-orang
terkemuka.
Di samping itu, dalam bahasa kawi, candi
berasal dari kata Cinandi artinya
yang dikuburkan. Untuk itu yang dikuburkan didalam candi bukanlah mayat atau
abu jenazah melainkan berbagai macam benda yang menyangkut lambang jasmaniah
raja yang disimpan dalam Pripih.
Dengan demikian fungsi candi Hindu di
Indonesia adalah untuk pemujaan terhadap roh nenek moyang atau dihubungkan
dengan raja yang sudah meninggal. Hal ini terlihat dari adanya lambang jasmaniah
raja sedangkan fungsi candi di India adalah untuk tempat pemujaan terhadap
dewa, contohnya seperti candi-candi yang terdapat di kota Benares merupakan
tempat pemujaan terhadap dewa Syiwa.
6.
Wujud akulturasi dalam bidang
kesenian terlihat dari seni rupa, seni sastra dan seni pertunjukan. Dalam seni
rupa contoh wujud akulturasinya dapat dilihat dari relief dinding candi (gambar
timbul), gambar timbul pada candi tersebut banyak menggambarkan suatu
kisah/cerita yang berhubungan dengan ajaran agama Hindu ataupun Buddha. Dari
relief-relief tersebut apabila diamati lebih lanjut, ternyata Indonesia juga
mengambil kisah asli cerita tersebut, tetapi suasana kehidupan yang digambarkan
oleh relief tersebut adalah suasana kehidupan asli keadaan alam ataupun masyarakat
Indonesia.
7.
Cara menghargai peninggalan sejarah:
a.
Turut menjaga agar benda-benda
peninggalan sejarah tidak dirusak. Benda-benda peninggalan sejarah harus
diamankan dari tangan-tangan jahil.
b.
Mengunjungi museum, candi, makam
pahlawan, istana dan lain-lain termasuk salah satu cara menghargai peninggalan
sejarah.
c.
Benda-benda peninggalan sejarah adalah
kekayaan negara. Kita harus menggunakan secara benar. Benda-benda itu boleh
digunakan untuk keperluan penelitian. Benda-benda peninggalan sejarah juga
boleh dikunjungi. Benda-benda peninggalan sejarah bukan milik pribadi. Kita
tidak memanfaatkannya untuk kepentingan pribadi. Misalnya, kita tidak boleh
memperjualbelikan benda-benda peninggalan sejarah.
Soal
Pilihan Ganda
1.
Contoh bentuk akulturasi budaya peninggalan
masa Hindu-Buddha di Indonesia dalam bidang bahasa adalah ... .
A.
Nisan Malik as Saleh
B.
Negara Krtagama
C.
Inkripsi Yupa
D.
Pararaton
E.
Kronik
2.
Contoh bentuk akulturasi budaya
peninggalan masa Hindu-Buddha di Indonesia dalam bidang religi/kepercayaan adalah
... .
A.
Upacara Ngaben
B.
Upacara Nyepi
C.
Prasasti Tugu
D.
Prasasti Yupa
E.
Candi
3.
Contoh bentuk akulturasi budaya
peninggalan masa Hindu-Buddha di Indonesia dalam bidang organisasi sosial
kemasyarakatan adalah ... .
A.
Upacara Nyepi
B.
Upacara Ngaben
C.
Konsep Dewaraja
D.
Konsep Kepala Suku
E.
Raja sebagai kepala pemerintahan
4.
Contoh bentuk akulturasi budaya
peninggalan masa Hindu-Buddha di Indonesia dalam bidang sistem pengetahuan
adalah sistem kalender ... .
A.
Candrasengkala
B.
Masehi
C.
Islam
D.
Cina
E.
Saka
5.
Contoh bentuk akulturasi budaya
peninggalan masa Hindu-Buddha di Indonesia dalam bidang peralatan
hidup/teknologi adalah ... .
A.
Candi
B.
Relief
C.
Kalender Saka
D.
Konsep Dewaraja
E.
Konsep Macapat
6.
Contoh bentuk akulturasi budaya
peninggalan masa Hindu-Buddha di Indonesia dalam bidang kesenian ... .
A.
Konsep Dewaraja
B.
Kalender Saka
C.
Gamelan
D.
Candi
E.
Relief
7.
Sejak masa kerajaan Hindu-Buddha sampai
sekarang yang dikenal menerapkan konsep negara kesatuan adalah ... .
A.
Kutai, Tarumanegara, Sriwijaya
B.
Sriwijaya, Majapahit, Republik Indonesia
C.
Singosari, Majapahit, Republik Indonesia
D.
Mataram Kuno, Majapahit, Republik
Indonesia
E.
Mataram Kuno, Mataram Islam, Republik
Indonesia
8.
Pengaruh kehidupan masa Hindu-Buddha di
Indonesia dihubungkan dengan kehidupan masyarakat pada masa sekarang yang dapat
diterapkan adalah ... .
A.
Toleransi
B.
Peperangan
C.
Chauvinisme
D.
Separatisme
E.
Diskriminasi
9.
Kegiatan yang berhubungan dengan
pelestarian peninggalan masa Hindu-Buddha di Indonesia.
I.
Mengunjugi museum
II.
Menjual kepada kolektor benda purbakala
III.
Menjadikan situs sebagai obyek
penelitian
IV.
Melaporkan ke polisi apabila mengetahui
pencurian arca
V.
Menyimpan dirumah
Berdasarkan data
diatas, yang termasuk peran siswa dalam menjaga peninggalan masa Hindu-Buddha
di Indonesia ditunjukkan pada nomer ... .
A.
I, II dan III
B.
I, II dan IV
C.
I, III dan IV
D.
II, III dan IV
E.
II, IV dan V
10.
Apabila kamu melihat seseorang dengan
sengaja mencoret-coret dinding candi Prambanan yang bermaksud meninggalkan
kenangan, maka yang kamu lakukan adalah ... .
A.
Menegur
B.
Menasehati
C.
Membiarkan
D.
Ikut mencoret
E.
Melaporkan kepada petugas
Kunci Jawaban
1.
C
2.
B
3.
C
4.
E
5.
A
6.
E
7.
B
8.
A
9.
C
10.
E
B. Evaluasi Pembelajaran (Proses)
Lembar
Pengamatan
Rubrik kegiatan Diskusi
No.
|
Nama Siswa
|
A s p e k
P e n g a m a t a n
|
Jumlah
Skor
|
Nilai
|
Ket.
|
||||
Kerja sama
|
Meng-
komunika
sikan pen-dapat
|
Toleransi
|
Keaktifan
|
Menghargai pendapat
teman
|
|||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Keterangan Skor :
Masing-masing
kolom diisi dengan kriteria
4 = Baik Sekali
3 = Baik
2 = Cukup
1
= Kurang
∑ Skor
perolehan
Nilai = X 100
Skor
Maksimal
(20)
Kriteria Nilai
A = 80
– 100 : Baik Sekali
B = 70
– 79 : Baik
C = 60
– 69 : Cukup
D = ‹ 60 : Kurang
Rubrik Penilaian Presentasi
No.
|
Nama Siswa
|
A s p e k
P e n i l a i a n
|
Jumlah
Skor
|
Nilai
|
Ket.
|
|||||
Komuni
kasi
|
Sistemati ka penyam
Paian
|
Wawa
san
|
Keberanian
|
Antusias
|
Gesture
dan penampilan
|
|||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Keterangan Skor :
Masing-masing
kolom diisi dengan kriteria
4 = Baik Sekali
3 = Baik
2 = Cukup
1
= Kurang
∑ Skor
perolehan
Nilai = X 100
Skor
Maksimal
(20)
Kriteria Nilai
A = 80
– 100 : Baik Sekali
B = 70 – 79 : Baik
C = 60
– 69 : Cukup
D = ‹
60 : Kurang
Format
Penilaian Makalah
Struktur
Makalah
|
Indikator
|
Nilai
|
Pendahuluan
|
Menunjukkan dengan tepat isi :
·
Latar belakang
·
Rumusan masalah
· Tujuan penulisan.
|
|
Isi
|
·
Ketepatan pemilihan gambar
·
Orisinalitas makalah
·
Mendeskripsikan kehidupan masyarakat, pemerintahan dan kebudayaan pada masa
kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia
·
Struktur/logika penulisan disusun dengan jelas sesuai metode yang
dipakai
·
Bahasa yang digunakan sesuai EYD dan komunikatif
·
Daftar pustaka yang dapat dipertanggungjawabkan (Ilmiah)
· Menghindari sumber (akun) yang belum dikaji secara
ilmiah
|
|
Penutup
|
·
Kesimpulan sesuai dengan rumusan masalah
· Saran relevan dengan kajian, dan berisi pesan untuk
peningkatan kepedulian terhadap hasil peninggalan sejarah Hindu-Buddha di
Indonesia
|
|
Jumlah
|
|
|
|
∑ Skor
perolehan
Nilai = X 100
Skor
Maksimal
(48)
Merkur 3D Vision for the Merkur 3D Vision,
BalasHapusThe Merkur Vision, a 3D Vision that uses stereoscopic video to 메리트 카지노 쿠폰 create accurate and cinematic experiences. 바카라 The 메리트카지노 Merkur 3D Vision is the